Pesta kedua rasul
ini dirayakan bersama hari ini, (mungkin) karena nama keduanya selalu
disebutkan serentak berurutan dalam Injil-injil Sinoptik (Mat 13:55; Mrk 3:18
dan 14:3; Luk 6:16) dan karena keduanya sama-sama mengalami nasib sebagai
martir di negeri Persia (sekarang: Iran).
Simon, selain
dikenal sebagai saudara sepupu Yesus, juga dikenal sebagai saudara rasul
Yakobus Muda dan Yudas (Lih. Mat, 13:55). Ia dijuluki 'Si Zelot', yang berarti
'yang rajin', 'yang meluap semangatnya' dalam mempelajari dan menaati Hukum
Taurat Yahudi. Gelaran ini diberikan juga barangkali karena ia termasuk salah
seorang penganut aliran Zelot (lih. Mrk 3:18 dst), yang sangat fanatik
berpegang teguh pada Taurat dan yang turut ambil bagian dalam pemberontakan
melawan penjajah Romawi tahun 67-70. Ia orang Kanaan yang dipanggil Yesus
menjadi RasulNya.
Kisah hidupnya dan karyanya sebagai rasul sama sekali tidak
dicantumkan di dalam Injil-injil, kecuali pencantuman namanya. Kita mengetahui
sedikit tentang dia dalam tradisi-tradisi kuno. Buku Menologi Santo Blasius
menyebutkan bahwa Simon wafat dengan damai di Edessa, Irak. Dalam tradisi Barat
yang tertera di dalam Liturgi Romawi disebutkan bahwa ia pernah mewartakan
Injil di Mesir, kemudian bergabung dengan Yudas pergi ke Mesopotamia, dan dari
sana mereka pergi sebagai misionaris ke negeri Persia, Iran hingga menemui
ajalnya sebagai martir bersama Yudas. Tradisi lain menyebutkan bahwa setelah
saudaranya Yakobus, Uskup Yerusalem, dibunuh, rasul lain memilih dia
menggantikan Yakobus. Ia memegang jabatan uskup pada tahun 62 hingga
kematiannya sebagai martir ketika terjadi penganiayaan umat Kristen pada masa
pemerintahan Kaisar Trayanus pada tahun 107.
Yudas yang
disebut juga Tadeus yang berarti 'yang berani' adalah saudara rasul Yakobus
Muda. Tidak diketahui bagaimana dan kapan Yesus memanggilnya menjadi Rasul.
Tradisi mengakui dia sebagai penulis Surat Yudas, yang berisi dorongan semangat
dan peneguhan kepada umat Kristen yang berada dalam krisis akhlak pada masa
itu. Namun hal ini masih dipersoalkan oleh banyak ahli modern, mengingat Yudas
bukanlah seorang yang terdidik baik sehingga mampu menulis sebaik itu. Mungkin
ia menyuruh orang lain menuliskannya.
Namanya
dimunculkan dalam Injil Yohanes pada waktu Yesus mengadakan Perjamuan Terakhir.
Dialah yang bertanya kepada Yesus: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau
menyatakan diriMu kepada kami; dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus:
"Jika seseorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firmanKu dan BapaKu akan
mengasihi dia dan kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan
dia." (Yoh 14:22, 23)
Setelah kenaikan
Yesus, tak ada cerita Kitab Suci tentang karya Yudas. Menurut tradisi, Yudas
mewartakan Injil di Mesopotamia sebelum bergabung bersama Simon di Persia, di
mana keduanya bersama-sama menemui ajal sebagai martir Kristus.
Sejarawan
Eusebius menyebutkan bahwa ia mempunyai dua orang cucu: Zoker dan Yakobus, yang
dihadapkan kepada Raja Domisianus, karena ada laporan bahwa keduanya berasal
dari Kerajaan Daud. Tetapi setelah diketahui bahwa keduanya orang-orang miskin
dan sederhana, maka mereka dibebaskan kembali. Santo Yudas dihormati Gereja
sebagai pelindung bagi orang-orang yang mengemban tugas-tugas yang sulit.
Post a Comment