Katekese :
Jika manusia diciptakan dengan
kodrat untuk dapat mengasihi Allah dan mengasihi sesama, maka pertanyaannya
adalah “mengapa Allah menciptakan Manusia dengan kodrat seperti ini??”
Jawabannya adalah ; karena kita
menemukan kebahagiaan kita di dalam kasih Tuhan, dan tidak ada di dalam hal-hal
lain, seperti uang, kehormatan, kekuasaan, kesenangan, bahkan juga kebajikan. Maka
kalau kita ingin mendapat penghiburan dan kekuatan di dalam hidup ini maka kita
harus kembali kepada Tuhan.
Cobalah kita cari orang yang paling
berbahagia di dunia; coba perhatikan, apakah dia mengasihi Tuhan??
Sebab jika dia tidak mengasihi
Tuhan, ia sebenarnya tidak sungguh sungguh bahagia. Itulah sebabnya banyak di antara
orang-orang yang demikian banyak melakukan hal-hal yang tragis dalam hidup
mereka.
Sebaliknya, jika kita menemukan
orang yang kelihatannya paling tidak bahagia di mata dunia, namun kalau ia
mengasihi Tuhan, maka ternyata ia adalah orang yang paling bahagia dalam segala
sesuatu. Maka sudah selayaknya kita berdoa memohon agar Tuhan membuka mata hati
kita agar dapat mencari kebahagiaan di mana kita dapat sungguh menemukannya,
yaitu di dalam Tuhan.
Alasan lain, mengapa Tuhan
menciptakan manusia dengan kodrat untuk mengasihi adalah karena tanpa kasih,
manusia tidak dapat mencapai Sorga. Begitu pentingnya kasih, sehingga rasul
Yohanes mengatakan “Barang siapa tidak
mengasihi, ia tetap di dalam maut”. (1 Yoh 3:14b). dari ayat ini kita dapat melihat bahwa untuk mendapatkan
keselamatan, maka tidak ada cara lain, kecuali mengasihi.
St Agustinus menegaskan bahwa sama
seperti manusia mempunyai dua kaki untuk berjalan, maka kita harus mengasihi
Tuhan dan sesama untuk dapat berjalan mencapai Sorga. Sama seperti burung
mempunyai dua sayap untuk dapat terbang, maka kita harus mengasihi Tuhan dan
sesama untuk dapat Terbang menuju Sorga. Lebih lanjut dia menegaskan bahwa sama
seperti orang-orang kudus di Sorga mengasihi Allah dan mengasihi sesamanya,
maka kita juga harus melakukan hal yang sama di dunia ini untuk mendapatkan
kebahagiaan.
Dari sini, kita dapat melihat bahwa
mengasihi Tuhan dan Mengasihi sesama sesungguhnya tidak terpisahkan. Rasul Yohanes
menegaskan “Jikalau seorang berkata
: “Aku mengasihi Allah”, dan ia membenci
saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barang siapa yang tidak mengasihi
saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak
dilihatnya.” (1 Yoh 4:20).
Post a Comment